Time Travel (3)
9.00 p.m
Chalet
Hana duduk sambil memeluk kedua belah kakinya. Di sebelahnya Kyorin sedang diam membisu. Seluruh penghuni chalet itu gempar dengan tragedi yang baharu saja dialami mereka. Tidak disangka mereka, percutian sebelum menghadapi peperiksaan akhir yang akan berlangsung tidak lama lagi telah bertukar menjadi mimpi ngeri bagi mereka.
Shu yang sedang duduk di bangku menghadap ke luar beranda juga kelihatan sugul. Dalam diam, dia menyalahkan dirinya kerana membiarkan gadis itu menyelamatkan Hana seorang diri. Kalaulah dia juga turut mengikut jejak langkah Ryuu, pasti saat ini mereka akan menghabiskan masa dengan parti barbeku.
Madam Roselle yang sedang berdiri sambil memeluk tubuh masih menanti kepulangan Sir Gerrald. Pemuda itu awal - awal lagi sudah menawarkan diri untuk mengikuti misi pencarian pelajarnya. Bagi pemuda itu, tragedi yang menimpa mereka hari itu merupakan suatu tamparan yang hebat baginya. Sebagai seorang pendidik, dia merasa bahawa dirinya gagal untuk melindungi pelajarnya.
"Please be strong Hana, Kyorin.. we know, both of you are worrying about Ryuu. But trust me, she gonna be okay.." ucap Cath. Wajahnya juga kelihatan mendung.
Kyorin hanya mampu mengukir senyuman tawar.
"Thanks Cath. We will... " balas Kyorin dengan nada mendatar.
"Yeah. Ryuu will be okay no matter where are she right now. She is tough than us, just pray for her safety," tambah Irina. Tangannya menepuk lembut bahu kedua - dua gadis yang sedang sugul itu.
Hana dan Kyorin melemparkan senyuman tawar sebelum mengiyakan kata - kata Irina.
Kedua - dua mereka tahu, Ryuu merupakan seorang yang tidak kenal erti mengalah. Gadis itu akan sentiasa mencari akal untuk menjadikan sesuatu yang mustahil itu kepada tidak mustahil.
"I hope you will be okay Ryuu..."
Di Hutan
Malam
Dengan diterangi cahaya bulan penuh, Ryuu berjalan dengan penuh berhati - hati. Perutnya juga mulai memulas kerana langsung tiada makanan yang dijamahnya. Entah berapa lama sudah dia berjalan di dalam hutan itu, Ryuu sendiri tidak pasti.
Dengan kudrat yang masih bersisa, Ryuu berjalan menuju ke sebuah pohon yang agak 'selesa' untuk dijadikan sebagai tempat berehat pada pandangannya. Setelah memeriksa di sekeliling kawasan tersebut bebas daripada ancaman makhluk yang tidak diingini, dia melabuhkan duduk. Sebuah keluhan kasar dilepaskan.
"Aku lapar !" jeritnya sekuat hati.
Ryuu merebahkan dirinya di atas lantai hutan. Berbumbungkan langit malam yang dihiasi taburan bintang - bintang, Ryuu merasa seperti penatnya hilang. Ajaib sungguh pemangan alam semula jadi.
"I wonder where am I ? What they're doing right now ? I miss all of them..." bicaranya seorang diri sebelum terlena dengan perut yang kosong.
Chalet
Hana duduk sambil memeluk kedua belah kakinya. Di sebelahnya Kyorin sedang diam membisu. Seluruh penghuni chalet itu gempar dengan tragedi yang baharu saja dialami mereka. Tidak disangka mereka, percutian sebelum menghadapi peperiksaan akhir yang akan berlangsung tidak lama lagi telah bertukar menjadi mimpi ngeri bagi mereka.
Shu yang sedang duduk di bangku menghadap ke luar beranda juga kelihatan sugul. Dalam diam, dia menyalahkan dirinya kerana membiarkan gadis itu menyelamatkan Hana seorang diri. Kalaulah dia juga turut mengikut jejak langkah Ryuu, pasti saat ini mereka akan menghabiskan masa dengan parti barbeku.
Madam Roselle yang sedang berdiri sambil memeluk tubuh masih menanti kepulangan Sir Gerrald. Pemuda itu awal - awal lagi sudah menawarkan diri untuk mengikuti misi pencarian pelajarnya. Bagi pemuda itu, tragedi yang menimpa mereka hari itu merupakan suatu tamparan yang hebat baginya. Sebagai seorang pendidik, dia merasa bahawa dirinya gagal untuk melindungi pelajarnya.
"Please be strong Hana, Kyorin.. we know, both of you are worrying about Ryuu. But trust me, she gonna be okay.." ucap Cath. Wajahnya juga kelihatan mendung.
Kyorin hanya mampu mengukir senyuman tawar.
"Thanks Cath. We will... " balas Kyorin dengan nada mendatar.
"Yeah. Ryuu will be okay no matter where are she right now. She is tough than us, just pray for her safety," tambah Irina. Tangannya menepuk lembut bahu kedua - dua gadis yang sedang sugul itu.
Hana dan Kyorin melemparkan senyuman tawar sebelum mengiyakan kata - kata Irina.
Kedua - dua mereka tahu, Ryuu merupakan seorang yang tidak kenal erti mengalah. Gadis itu akan sentiasa mencari akal untuk menjadikan sesuatu yang mustahil itu kepada tidak mustahil.
"I hope you will be okay Ryuu..."
Di Hutan
Malam
Dengan diterangi cahaya bulan penuh, Ryuu berjalan dengan penuh berhati - hati. Perutnya juga mulai memulas kerana langsung tiada makanan yang dijamahnya. Entah berapa lama sudah dia berjalan di dalam hutan itu, Ryuu sendiri tidak pasti.
Dengan kudrat yang masih bersisa, Ryuu berjalan menuju ke sebuah pohon yang agak 'selesa' untuk dijadikan sebagai tempat berehat pada pandangannya. Setelah memeriksa di sekeliling kawasan tersebut bebas daripada ancaman makhluk yang tidak diingini, dia melabuhkan duduk. Sebuah keluhan kasar dilepaskan.
"Aku lapar !" jeritnya sekuat hati.
Ryuu merebahkan dirinya di atas lantai hutan. Berbumbungkan langit malam yang dihiasi taburan bintang - bintang, Ryuu merasa seperti penatnya hilang. Ajaib sungguh pemangan alam semula jadi.
"I wonder where am I ? What they're doing right now ? I miss all of them..." bicaranya seorang diri sebelum terlena dengan perut yang kosong.
Comments
Post a Comment